Karyabuatanku - Saya menyebut beliau sebagai HABIB MUNZIRNYA MALAYSIA. Usia beliau 1 tahun lebih muda dari Habib Munzir, namun beliau berhasil mendapatkan hati di tengah jutaan umat muslim di Malaysia.
Beliaulah HABIB ALI ZAENAL ABIDIN BIN ABU BAKAR AL HAMID. Di Indonesia sendiri belum begitu populer layaknya Habib Munzir Al Musawa, padahal beliau lahir di Bondowoso, Jawa Timur, Indonesia, pada tanggal 12 April 1974.
Awal mula beliau nyantri di Darullughoh Wad Da'wah bersama Habib Hasan bin Ahmad Baharun, Bangil, Pasuruan, Jawa Timur. Pada tahun 1993 beliau bersama Habib Munzir Al Musawa, Habib Jindan bin Novel bin Jindan, Habib Sholeh Al Jufri, dan segenap angkatan pertama Darul Musthofa dibawa menuju Guru Mulia Sayyidil Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz, Hadhromaut, Yaman.
Kemudian setelah itu melanjutkan studi Sarjana ke Universitas Al Azhar Mesir pada tahun 1996 dan berguru ke beberapa Ulama diantaranya Prof. Dr. Syaikh Ali Al Jumu'ah.
Pada tahun 2002 beliau melanjutkan studi Magister Universiti Islam Antarabangsa, Malaysia, dan saat ini sedang menyelesaikan Gelar Doktoral di kampus yang sama.
Pembentukan karakter Habib Ali Zaenal Abidin Al Hamid dilakukan oleh para guru-guru mulia beliau terutama Al Musnid Al Habib Umar bin Hafidz, dan beberapa guru mulia lain yang pernah mendidik beliau.
Dakwah dengan akhlak dan adab, metode yang santun dan berwibawa, dan penguasaan medan ilmu dakwah membuatnya mendapat kehormatan dari Kerajaan Diraja Malaysia.
Sewaktu beliau hendak kembali ke Indonesia, beliau ditarik kembali oleh Habib Abdul Qodir Al Jufri untuk mengambil alih Majelis Darul Murtadaza agar tetap di Malaysia dan menikah disana dikaruniai 3 orang puteri.
Gaya bahasa yang khas meski beliau dari Indonesia namun mampu beradaptasi menggunakan Bahasa Melayu dalam berdakwah di Malaysia dan Singapura.
Yang membuat saya lebih berdecak kagum lagi adalah Tim Dakwah di belakang beliau, baik dari Majelis Darul Murtadza maupun dari Cocombee Multimedia.
Sajian dakwah yang kreatif dan persuasif mampu menghipnotis jutaan penggemarnya di negeri Jiran. Ketika beliau berdakwah di Indonesia beliau masih fasih berbahasa Jawa, dan beliau penerjemah utama ketika ada ulama dari Hadhromaut, Yaman, berkunjung ke Malaysia dan Singapura.
Dakwahnya bisa menyentuh semua kalangan dari rakyat, pejabat, sampai konglomerat. Seperti halnya Almarhum Habibana Munzir bin Fuad Al Musawa yang bisa menarik hati semua kalangan dari rakyat, pejabat, konglomerat, Presiden, sampai Duta besar negara-negara sahabat pun mengagumi Habib Munzir.
Sayang seribu sayang, hingga detik ini belum ada yang bisa menggantikan peran Habib Munzir bin Fuad Al Musawa yang dicintai jutaan penggemarnya dari rakyat, pejabat tinggi negara, sampai konglomerat, yang tersebar ke seluruh nusantara dengan kesucian hati melalui dakwah yang santun, bermartabat, dan menggunakan berbagai media dalam berdakwah bahkan sampai ke tempat pedalaman Papua.
Semoga oase dakwah yang santun dan bermartabat tetap menjadi pilihan hati umat Islam di Indonesia TANPA ada cacian, hinaan, hujatan, vonis sesat, kafir, dan berbagai bentuk cercaan lain dari kelompok yang tidak sependapat dengannya. Amiin...
#SantunBerdakwah
#SejukBeribadah
Sumber:
0 Comments