Karyabuatanku - Bila hari-hari biasa, kalau kita bershalawat, shalawat itu dianter ke Rasul via malaikat-malaikat Allah. Kalau hari Jum'at, dianter langsung. Hitungan malam Jum'at itu dimulai Kamis maghrib. Jadi, langsung aja geber-geberan shalawat. Tebus kelalaian di hari-hari biasa mulai maghrib ini sampai dengan Jum'at maghrib nantinya.
Benar-benar dibanyakin tuh shalawatnya, tapi baca dengan penuh cinta, dengan mencoba menimbulkan rasa rindu. Bayangin, kelak saat kita di Padang Makhsyar, saat semua Nabi, menyeru umatnya untuk mencari Nabi Muhammad SAW, bergabung bersamanya…
Kita-kita yang rajin bershalawat untuknya malah disenyumin Nabi Muhammad SAW, disalamin Nabi Muhammad SAW, dan ikut berbaris di belakangnya seraya menanti hisab yang sudah diringankan seringanringannya sebab Nabi bersama kita.
Shalawat itu doa. Sedang kalo doa, kembali lagi pada yang mendoakan. Kiranya, kalau mendoakan Nabi? Doa buat Nabi, kembali ke kita. Wow.
Shalawat pun amalan hebat. Gak perlu wudhu, gak perlu niat. Walau tentu kalau wudhu jauh lebih baik dan hebat sebab Allah pun bershalawat.
Para malaikat pun bershalawat. Penghuni alam semesta, semua cinta Nabi. Semua bershalawat, kecuali mereka yang kafir, bodoh, dan malas.
Dengan shalawat, doa pun menjadi makbul sebab sebelum dan sesudah berdoa kita menyebut nama Rasul dengan penuh pemuliaan dan penghormatan.
Allah paling suka hamba-hamba-Nya mencinta yang dicintai-Nya. Allah paling demen sama hamba-hamba-Nya yang mendoakan kekasih-Nya. Sesiapa yang berdoa dengan menyebut nama Muhammad, sholla 'alaih, maka doa itu sungguh tak terhalang.
Yah, kayak di dunia, kita menyebut pejabat atau orang berkuasa, yang jadilah kemudian urusan jadi mulus. Apalah lagi menyebut nama Nabi?
Seorang kawan diberhentiin polisi. Salah jalan. Dia buka kaca, tanpa ba-bi-bu, dia bilang, "Maaf Pak… Mau jemput Yusuf Mansur.…"
Polisi yang sudah bersiap-siap nilang, denger nama saya disebut, dan dia cinta sama saya, malah senyum, "Salam sama Ustadz, ya!"
Kawan ini kemudian berlalu. Selamet. Gak ditilang. Tapi, don't try at home, hehehe. Sebab banyak polisi yang jadi followers, ketebak entar.
Apa pesan moral yang bisa ditangkap? Dari kisah sebagian dari mereka yang menyebut nama Yusuf Mansur?
Maka, nyebut nama Yusuf Mansur, yang dhaif, banyak diprotes, banyak dicaci, gak semua suka, udah segitunya. Gimana lagi nyebut nama Rasul?
Berdoalah kepada Allah, yang Allah bahkan menulis di Al Qur'an-Nya, bahwa Allah mencintai Nabi-Nya dan mencintai yang mencintai Nabi-Nya.
Berdoalah kepada Allah. Secara, bahwa sesiapa yang mencintai Nabi-Nya, akan diampuni dosa-dosanya, diangkat derajatnya, dikabul doanya…
Petugas imigrasi bandara, bertanya kepada tamu dari luar negeri, "Where will you tinggal di Jakarta?" sambil bolak balikin paspor.
Tamu-tamu Yusuf Mansur dari luar-luar negeri, yang udah paham, nyebut, "Yusuf Mansur…" Petugas, subhaanallaah, langsung senyum…
“Ooohhh… Tamunya Yusuf Mansur…”. Jebrat jebret, distempel itu paspor, dan langsung gak pake ditanya-tanya lagi. “Silakan,” penuh ramah.
Bayangkan jika Yusuf Mansur yang dhaif, lemah, ikut mendampingi tamu tersebut? Kayak apa kemudahan dan kelancarannya?
Maka sekarang bayangkan, jika di antrian hisab di yaumil hisab, bahkan sejak di Padang Makhsyar, kita sudah bersama Nabi? Benar-benar bersama Nabi.
Yaa Allah, saya nangis beneran ngebayanginnya. Di Padang Makhsyar, yang matahari sejengkal dari kepala, ditemani Nabi.
Kayak apa kemudahan yang bisa kita dapatkan dari penjaga-penjaga hisab yang bengis dan tak kenal ampun? Sedang kita tahu dosa kita begitu banyak?
Bershalawatlah sebanyak-banyaknya. Sebut nama Nabi sepenuh-penuhnya rasa cinta dan rindu. Kamis maghrib waktu yang mustajab.
Kamis maghrib sudah dihitung hari Jum'at. Sudah akan berlipat-lipat fadhilah, pahala, kebaikan bershalawat.
Yaa Rasul, salam 'alaik… Yaa Nabi, salam 'alaik… Allahumma shalli 'alaa Sayyidinaa Muhammad, wa 'alaa aalih.
Bershalawatlah sebanyak-banyaknya. Buat yang gak mampu sebanyak-banyaknya, bacalah 100. Seratus insyaaAllah udah dihitung banyak. Aamiin.
Asal seratus itu dibaca dengan menyertakan hati. Berharap bisa berjumpa dengan Nabi. Berharap bisa duduk satu surga bersama Nabi. Yaa Allah…
Dan berdoalah. Secara berdoa juga diperintah oleh Allah dan sangat dianjurkan oleh Nabi. Berdoalah. Untuk urusan apa aja. Dunia dan akhirat.
Jangan lupa doain saya. Nitip banget doain saya juga keluarga saya. Plus doa untuk Indonesia dengan seluruh rakyatnya.
Yaa Rasul… Innii musytaaq ilaik. Sungguh saya ini rindu melihatmu, Yaa Rasul… Meski mata belum pernah melihatmu…
Maafkan jika saya menyebut-nyebut nama Yusuf Mansur di dalam pengajaran hikmah. Semoga kawan-kawan dapat memahami hal tersebut sebagai ibrah. Gak ada maksud lain.
Tolonglah untuk dewasa, arif, dan cerdas. Liat substansi dan hikmah. Maafkan cara saya yang mungkin salah dalam mengajar. Sungguh, saya bukan siapa-siapa.
Sumber:
0 Comments